Sabtu, 07 Februari 2015

Suasana Liburan Ala Mahasiswa

APA INI?!

(ini hanya tulisan #ya_iyalaaah) 
Pagi ini pukul 8.48, gw yang belum mandi ini malah nyampetin buat bertapa di depan laptop Toshiba warna item yang gue punya satu-satunya temen sehidup semati gue yang baru (satu taun yang lalu) keluar dari rumah sakit akibat kecelakaan yang bikin ini lapy koma untuk beberapa saat, dan saat-saat keritis itu gw sadar bahwa ini lapy dan diri gw punya yang namanya ikatan batin, saat ini benda keritis gw juga ikutan kritis, karena tanpa ini benda tuga-tugas gue terancam ke-eksisannya , agh makin g nyambung! Intinya sekarang lappy gw udah sembuh~ hooorraaaaayy !!!! (joget)
Ekhm! Dimulai dari gue yang ngatur margin dengan mode kyuubi eh maksudnya dengan mode 4-4-3-3, ngerubah font dari Calibri menjadi Times New Roman, ngatur spasi dan lain-lainnya yang g penting untuk gue sebutin. #mendadak_ngantuk
“Nasi… Nasi…”
‘eh suara apaan tuh’, Tanya gue dalam hati, bukan dalem wc okay -,-
“Nasi…. Nasi…gorengan…gorengan”
Dan suara itupun terdengar kembali ditelingaku #so_dramatis
Aku putar kepalaku 90 derajat ke arah kanan, dan menemukan seorang nenek tua renta berdiri di depan pintu kamarku, beliau membawa bakul dipunggung dan sebuah keranjang yang aku yakini berisi gorengan, tanpa memakai Byakugan khas klan Hyuga ataupun Sharinggan yang sudah di patenkan milik klan Uchiha gw yakin tu keranjang isinya aneka gorengan dan bakulnya berisi nasi beserta lauk pauknya.
Gimana gw bias tau? Jgn pernah menyangka daku bisa menerawang layaknya para normal yang di sebut ‘orang pinter’oleh kebanyakan orang diluarsana, karena plissssss demi apapun demi plangton-plangton penghuni lautan, gw bukan lulusan Ponari University. bukan pula pemilik ilmu hitam dari fakutas terknik ilmu sihir manapun. Percayalaaaah~, yang dari tadi berusaha gue ungkapin itu sebenarnya gue cuma pelanggan nenek tua renta itu, oleh karena itu gw tau semua isi bakulnya. Udah itu doing #dijitak
Ya back to nenek yang bediri di depan pntu itu, seperti biasa nenek itu menawarkan segala yang dia bawa, namun kali ini gw yang biasanya mendapat gelar pelanggan setia, yang g setia-setia amat, kali ini  menoak!, sekali lagi MENOLAK! #supaya_keliatan_dramatis
Yah kali ini gw menolak buat jajan gorengan karena gw lagi suntuk dan masih setengah sadar saat ngetik ini semua, (hayoo tabokin rame-rame~ #sesat)
Ya mungkin gw pantes dapet tabokan karena membuat sang nenek tua renta itu terluka hatiya, lebay lebay lebay…! #hajared
Gw yang sekarang lagi menginjak di semester 3di suatu kampus  ini lagi galau sebenernya,  jadi “agak” atau  “sedikit”  konslet dipagi hari yang cerah ini.
\Begini kisahnya………………………..
Jeng jeng jeng…………………………………………………………..!
Semuanya berawal dari tiga huruf sacral nan angker,
Yakni,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
I
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
P
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
K
……
……..
Yayayayayayaaa! Jangan gebukin saya karena terlalu alay >_<
Ya tiga huruf beruntung itu adalah IPK, bagi teman-teman mahasiswi/a pasti tau dan sangat akrab denga tiga huruf ini, apalagi ditengah liburan seperti ini? Yakan? Yakan? :3
Ditengah liburan yang seharusnya dipakai untuk melepas penat dan kesibukan, serta melepas rasa lelah dari ujian-ujian beruntun yang menyerang, semua terusik ketika Negara api menyerang, loh?!
Maksudnya liburan akan terasa “agak” terusik andaikata sang IPK telah muncul, bagaikan menunggu bom waktu yang siap meledak, dan sebenarnya kegiatan menunggu munculnya IPK ini tidak baik untuk kesehatan jantung, dan kelenturan wajah. Nahloh?!
Seperti saya saat ini yang mengisi waktu liburnya dengan iseng-iseng magang bersama teman-teman, aktivitas ‘mulia’ kami terusik, yang tadinya mau mandi g jadi mandi, yang mau nyuci g jadi nyuci, yang lagi nyapu diam tidak berkutik. Ironis? Tidak jika kalian ada di posisi kami hahahaa…
Jujur saat ada salah satu teman yang mendapat sms/BBM/WA/e-mail/telepon/Fax mungkin, atau tiba-tiba ada burung yang hinggap di depan penginapan yang kami huni, dan burung tersebut dilengkapi dengan sepucuk surat yang di ikatkan dikakinya, yang  itnti dari semua pesan yang dikirimkan kepada kami ini adalah

“woy IP wis metu”

Nah,ada yang tau artinya?
Nah pintar! Artinya adalah WOI IP UDAH KELUAR!
(berasa dora, karena nanya sendiri dan jawab sendiri #miris)

Nah itu adalah awal dari keberhentian sejenak aktivitas kami tadi,
Ipe ipe ipe…. (bukan lagi manggil orang ya)
Nah sang IP sudah keluar, dan apa yang kami lakukan selanjutnya?
Kembali mencuci? Kembali menyapu? Kembali tertidur mungkin?
Ah~ jangan haraap~ dengan ekspresi masing-masing semuanya langsung mengambil HP masing-masing dan mncoba menyambungkannya ke jaringan yang namanya internet.
Dan kemana perginya si internet itu sangat di butuhkan?! What the hell!
Karena lokasi kami yang diperbukitan dan pegunungan, dan harus mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah kesamudra bersama teman bertualang, yang bagaikan Ost dari ninja hatori ini, nampaknya internet tdk dapat d jangkau, signal pun tak ada bagi beberapa SIM Card.
Namun
Rejekinya anak baik J #cieeeeee
Ada!
Ada 1 HP yang bias nyambung ke internet dan bias membuka yang namanya SIA (Sistem Informasi Akademik ), dan terjadilah antean panjang demi membuka SIA dan mengintip si ipeeeeee…..
Dan taaadaaaaaaaaaaaa
Ekspresi secerah matahari, ada
Ekspresi sesuram kuburan, ada
Ekspresi kejepit pintu, ada
Ekspresi datar. Ada
Tapi ini masih IP sementara Karen belum semua nilai turun dari kayangan. Jadi kami masih harus sabar menanti.
Petualangan kami masih berlanjut kawan, tentang si ipe,, istirahatkan dulu sejenak......  (tbc?)

><' hanya ingin menuhin blog!

Sabtu, 25 Februari 2012

Fungsi Iman Kepada Allah

Fungsi Iman Kepada Allah SWT Fungsi Iman Kepada Allah SWT Beriman kepada Allah SWT merupakan rukun iman yang pertama. Beriman kepada Allah menjadi dasar yang kokoh bagi iman seseorang. Orang yang memiliki iman yang kuat tentang adanya Allah SWT, maka ia akan selalu menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Beriman kepada Allah banya fungsinya, diantaranya adalah sbb: · Mengakui dan menyakini akan kebesaran Allah SWT · Menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT. · Dengan menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT. · Dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya · Dengan beriman kepada Allah SWT, kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi hambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.

Original from: http://batpak.ombare.com/2009/11/fungsi-iman-kepada-allah-swt.html
Visit Us
Pengertian Iman Kepada Allah SWT Iman menurut bahasa berarti percaya. Iman kepada Allah berarti mempercayai dan menyakini Allah. Sedangkan iman menurut istilah adalah mengucapkan dengan lisan, menyakini dalam hati dan mengamalkannya dalam perbuatan seperti yang disampaikan oleh Rasullah Muhammad SAW. Kita beriman kepada Allah tidak hanya mengucapkan dalam lisan saja, melainkan harus diyakini dalam hati dan diamalkan dengan anggota badan berupa amal perbuatan. Karena itu kita beriman membawa konsekuensi melaksanakan perintah-Nya dengan menjauhi larangan-Nya. Iman yang ada dalam hati kita harus dipupuk sehingga tumbuh subur dan semakin kuat. Jangan sampai iman lenyap dari hati sanubari kita, karena orang yang tidak beriman akan tersesat dan akhirnya dicampakkan keneraka.

Original from: http://batpak.ombare.com/2009/11/pengertian-iman-kepada-allah-swt.html
Visit Us

Selasa, 21 Februari 2012

Pendahuluan
iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengancara melakukan suatu perbuatan.oleh karena itu wajib bagi kita umat muslim untuk mengetahui apa arti iman sesungguhnya. terutama iman kepada Allah Swt. 
di bawah ini akan di jelaskan apa itu iman kepada Allah dan bagaimana cara mengapresiasikannya dalam kehidupan sehari-hari

IMAN KEPADA ALLAH


Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam. Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih dahulu harus mengucapkan kalimat syahadat. Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah dimiliki manusia sejak ia lahir. Bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah SWT sejak ia berada di alam arwah.  Firman Allah SWT :
وإذ اخذ ربك من بني أدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على انفسهم الست بربكم قالوا بلى شهدنا
“Dan ingatlah, ketika TuhanMu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Betul Engkau Tuhan kami, kami bersaksi.” (QS. Al-A’raf : 172)
Jauh sebelum datangnya agama Islam, orang-orang jahiliyah juga sudah mengenal Allah SWT. Mereka mengerti bahwa yang menciptakan alam semesta dan yang harus disembah adalah dzat yang Maha Pencipta, yakni Allah SWT. Sebagaimana diungkapkan di dalam Al-Qur’an :
ولئن سألتهم من خلق السموت والأرض ليقولن خلقهن العزيز العليم
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab : “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az-Zukhruf : 9)

Agar kita tidak sekedar taklid (ikut-ikutan) dan dapat memahami pernyataan keimanan ini secara benar, maka ketahuilah saudariku, keimanan kepada Allah terkandung di dalamnya empat unsur yang saling berkaitan.

Pertama, keimanan kepada wujudullah (adanya Allah ta’ala). Maka jelas batillah pendapat yang mengatakan bahwa Allah tidak ada. Bahkan keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala jelas nyata, baik secara fitrah, akal, syar’i dan secara indrawi.

Secara fitrah, setiap makhluk mengimani adanya Dzat yang menciptakan tanpa harus berpikir atau mempelajari terlebih dahulu. Adapun jika tidak sesuai dengan fitrah, maka ini terjadi karena ada sesuatu yang memasuki hatinya dan memalingkannya dari fitrah tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Lalu orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Secara akal, maka kita mengetahui tidak mungkin sesuatu ada tanpa ada yang menciptakan dan kita juga mengetahui kita tidak menciptakan diri-diri kita sendiri. Maka jelas ada Dzat yang menciptakan, dan Dia-lah Allah tabaroka wata’ala.

Adapun dalil secara syar’i, maka seluruh kitab samawi membahas tentang adanya Allah ta’ala. Adapun ayat-ayat yang berisi hukum-hukum yang berisi manfaat untuk makhluk menunjukkan bahwa Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui apa yang membawa manfaat bagi makhluk-Nya. Dan ayat-ayat yang berisi khobar kauniyah dapat kita saksikan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan yang dikhabarkan tersebut, dan ini menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa untuk mewujudkan peristiwa yang telah diberitakan-Nya.

Keberadaan Allah juga dapat kita ketahui secara indrawi dengan dua cara, yaitu dari terkabulnya do’a dan dari mu’jizat para Nabi dimana manusia dapat menyaksikan atau mendengar mukjizat tersebut. Ini adalah kenyataan yang pasti akan adanya Dzat yang mengutus para Nabi tersebut dan Dia-lah Allah ta’ala.

Kedua, keimanan kepada sifat rububiyah Allah ta’ala, yaitu kita mengimani bahwa hanya Allah Rabb semesta alam dan tidak ada satupun sekutu bagi-Nya. Hanya bagi-Nya-lah hak untuk mencipta, menguasai dan memerintah. Tidak ada seorang pun yang mengingkari sifat rububiyah Allah ini kecuali orang-orang yang sombong yang meragukan perkataan mereka sendiri.
iman kepada Allah SWT merupakan pokok dari keimanan yang lain, maka keimanan kepada Allah SWT harus tertanam dengan benar kepada diri seseorang. Sebab jika iman kepada Allah SWT tidak tertanam dengan benar, maka ketidak-benaran ini akan berlanjut kepada keimanan yang lain, seperti iman kepada malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari kiamat, serta qadha dan qadar Nya. Dan pada akhirnya akan merusak ibadah seseorang secara keseluruhan. Di masyarakat tidak jarang kita jumpai cara-cara beribadah seorang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, padahal orang tersebut mengaku beragama Islam.
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.
Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yg penuh dgn kebohongan kesombongan kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.
Yang demikian itu adl krn sesungguhnya Allah sekali-kali tidak merubah sesuatu ni’mat yg telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum sehingga kaum itu merubah apa yg ada pada diri mereka sendiri?..” .
Maka apabila kita ingin mencapai apa yg telah dicapai para salaf apabila kita ingin mewujudkan apa yg telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada para hambaNya yg beriman maka hendaklah kita memperbaharui iman dan melaksanakan apa yg menjadi konsekwensinya.


penutup
Alhamdulillah telah selesai pembahasan materi mengenai iman kepada Allah Swt ini semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian dan untuk selanjutnya diharapkan banyak keritik yang dapat lebih membangun lagi dalam pengembangan materi ini dan semoga kita semua dapat terus meningkatkan iman kita kepada Allah Swt. amin